Meru Betiri
07.02.00Tipe Vegetasi Hutan Pantai
Tipe vegetasi ini tersebar di sepanjang garis pantai 
selatan dalam kelompok  hutan yang sempit, umumnya menempati daerah 
sekitar teluk yang bertopografi  datar, misalnya di Teluk Permisan, 
Teluk Meru, Teluk Bandealit, dan Teluk  Rajegwesi. Formasi vegetasi 
hutan pantai  terdiri dari 2 tipe utama yaitu formasi ubi pantai (Ipomea pescaprae),  dan formasi Barringtonia (25
 - 50 m) pada daerah pantai yang landai dan  akan berkurang luasnya jika
 pantainya terjal dan berbatu. Formasi Pescaprae terdiri dari tumbuhan 
yang  tumbuh rendah dan kebanyakan terdiri dari jenis herba, sebagian 
tumbuh  menjalar. Jenis yang paling banyak adalah ubi pantai (Ipomoea pescaprae)  dan rumput lari (Spinifex squarosus). Formasi Baringtonia terdiri dari  keben (Baringtonia asiatica), nyamplung (Calophyllum inophyllum),  ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus tectorius) dan  lain-lain.
Tipe Vegetasi Hutan Mangrove
Vegetasi ini dapat dijumpai di bagian timur Teluk 
Rajegwesi yang merupakan  muara Sungai Lembu dan Karang Tambak, Teluk 
Meru dan Sukamade merupakan  vegetasi hutan yang tumbuh di garis pasang 
surut. Jenis-jenis yang mendominasi  adalah pedada (Sonneratia caseolaris) dan tancang (Bruguiera gymnorhiza). Di muara sungai Sukamade terdapat nipah (Nypa  fruticans) yang baik formasinya.
Tipe Vegetasi Hutan Rawa
Vegetasi ini dapat dijumpai di belakang hutan payau Sukamade. Jenis-jenis  yang banyak dijumpai diantaranya mangga hutan (Mangifera sp), sawo kecik  (Manilkara kauki), ingas/rengas (Gluta renghas), pulai (Alstonia  scholaris), kepuh (Sterculia foetida).
Tipe Vegetasi Hutan Rheophyt 
Tipe vegetasi ini terdapat pada daerah-daerah yang 
dibanjiri oleh aliran  sungai dan jenis vegetasi yang tumbuh diduga 
dipengaruhi oleh derasnya arus  sungai, seperti lembah Sungai Sukamade, 
Sungai Sanen, dan Sungai  Bandealit. Jenis yang tumbuh antara lain  
glagah (Saccharum spontanum), rumput gajah (Panisetum curcurium)  dan beberapa jenis herba berumur pendek serta rumput-rumputan.
Tipe Vegetasi Hutan Hujan  Tropika Dataran Rendah
Merupakan hutan campuran antara hutan hujan dataran 
rendah dengan hutan  hujan tropis pegunungan. Aneka flora  hutan hujan 
tropis dataran rendah menutupi hampir semua permukaan daratan Taman  
Nasional Meru Betiri yang memiliki iklim panas dan curah hujan cukup 
banyak,  serta terbagi merata. Hutan hujan tropis  pegunungan di atas 
ketinggian 600 - 1.300 m dpl. Sebagian besar kawasan hutan Taman 
Nasional  Meru Betiri merupakan tipe vegetasi hutan hujan tropika 
dataran rendah. Pada  tipe vegetasi ini juga tumbuh banyak jenis epifit,
 seperti anggrek dan  paku-pakuan serta liana. Jenis tumbuhan  yang 
banyak dijumpai diantaranya jenis walangan (Pterospermum diversifolium),  winong (Tetrameles nudiflora), gondang (Ficus variegata),  budengan (Diospyros cauliflora), pancal kidang (Aglaia variegata),  rau (Dracontomelon mangiferum), glintungan (Bischoffia javanica),  ledoyo (Dysoxylum amoroides), randu agung (Gossampinus heptaphylla),  nyampuh (Litsea sp), bayur (Pterospermum javanicum), bungur (Lagerstromia  speciosa), segawe (Adenanthera microsperma), aren (Arenga pinnata),  langsat (Lansium domesticum), bendo (Artocarpus elasticus), suren  (Toona sureni), dan durian (Durio zibethinus). Terdapat pula vegetasi bambu seperti : bambu  bubat (Bambusa sp), bambu wuluh (Schizastychyum blumei), dan  bambu lamper (Schizastychyum branchyladium). Di dalam kawasan juga terdapat beberapa jenis  rotan, diantaranya : rotan manis (Daemonorops melanocaetes), rotan  slatung (Plectomocomia longistigma), rotan warak (Plectomocomia  elongata) dan lain-lain.
Hingga saat ini di kawasan Taman Nasional Meru  
Betiri telah teridentifikasi flora sebanyak 518 jenis, terdiri 15 jenis 
yang  dilindungi dan 503 jenis yang tidak dilindungi. Contoh jenis yang 
dilindungi yaitu Balanopora (Balanophora  fungosa) yaitu tumbuhan parasit yang hidup pada jenis pohon Ficus spp.  dan Padmosari/Rafflesia (Rafflesia zollingeriana) yang hidupnya  tergantung pada tumbuhan inang Tetrastigma sp.
 Selain itu terdapat pula jenis flora sebagai  bahan baku obat/jamu 
tradisional, dimana berdasarkan hasil uji petik di  lapangan telah 
teridentifikasi sebanyak 239 jenis yang dapat dikelompokkan  dalam 7 
habitus, yaitu bambu, memanjat, herba, liana, perdu, semak dan pohon. 
Jenis-jenis tumbuhan obat di Taman Nasional  Meru Betiri berdasarkan 
bagian yang digunakannya dibagi ke dalam 19 bagian,  yaitu air batang, 
akar, batang/kayu, biji, buah, bunga, cabang/ranting, daun,  getah, 
kulit batang, pucuk daun, rimpang, semua bagian, umbi, zat pati/zat  
pahit, nira, abu kayu, air kelapa dan herba bagian atas. Beberapa jenis 
tumbuhan obat unggulan yang  menjadi prioritas untuk dikembangkan adalah
 Cabe Jawa (Piper retrofractum),  Kemukus (Piper cubeba), Kedawung (Parkia roxburghii),  kluwek/pakem (Pangium edule), kemiri (Aleuritus moluccana), pule  pandak (Rauwolfia serpentina), kemaitan (Lunasia amara),  anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflora), sintok (Cinnamomum sintok),  dan kemuning (Murray paniculata).